Wednesday, 23 April 2014

Ada 97 Pipa Di Sepanjang Kali Progo

Sejak erupsi Merapi tahun 2010, Kali Progo mendapatkan berkah yang luarbiasa berupa pasir dengan kualitas wahid. Hulu Kali Progo memang bukanlah Merapi, melainkan Sumbing dan Sindoro yang ada di Jawa Tengah. Namun aliran lahar dari Merapi juga banyak yang bermuara di Kali Progo. Sudah sejak lama aktivitas penambangan pasir di sepanjang Kali Progo menjadi tumpuan mata pencaharian warga disekitarnya. Saya masih ingat waktu kecil, kalau mengumpulkan pasir itu ya secara manual. Dikumpulkan menggunakan senggrong hingga membukit, kemudian ditaruh kedalam bak truk secara manual pula.

Fenomena mengumpulkan pasir menggunakan senggrong sudah berganti. Sejak akhir tahun 2012 masyarakat Kali Progo seakan berlomba-lomba menambang pasir dengan peralatan yang lebih canggih yaitu menggunakan mesin diesel untuk menyedot pasir. Kalo dulu dalam bayangan saya pipa-pipa dalam pompa itu hanya mengalirkan air namun sekarang bisa mengalirkan pasir juga. Amazing! Di tempat saya pernah ada sekelompok warga yang membuat penambangan pasir secara bersama. Karena modal penambangan pasir modern ini membutuhkan modal yang tak sedikit. Untuk membeli pompa, pipa dan sebagainya. Namun pada akhirnya kelompok penambang pasir tersebut bubar juga. Seperti biasanya, usaha bersama memang jarang bisa bertahan lama. Namun usaha tambang pasir secara personal makin tumbuh disana-sini.

Beberapa minggu lalu saya cek Google Earth, ternyata hampir seluruh wilayah sepanjang Kali Progo sudah ter-cover oleh Citra Satelit beresolusi tinggi dari CNES dengan update terakhir tanggal 9 September 2013. Fenomena menarik yang saya tangkap adalah munculnya kenampakan jalur-jalur pipa di sepanjang Kali Progo. Jumlahnya puluhan!




Iseng penasaran saya hitung ada berapa jumlah tambang pasir di sepanjang Kali Progo. Yang saya hitung adalah jumlah pipa yang menjulur di sungai, dengan asumsi 1 pipa adalah milik 1 penambang. Dengan menggunakan fasilitas placemark di Google Maps dengan mudah diketahui berapa jumlahnya. 

(Proses penghitungan jumlah pipa yang masuk ke badan sungai)

 (Inilah jumlah pipa yang masuk ke badan sungai disepanjang Kali Progo, Kabupaten Kulon Progo)

Wow, jumlahnya ada 97 pipa! Jumlah ini bisa bertambah atau berkurang di tahun 2014 ini. Sumber pipa sebagian besar berada di sisi kiri sungai alias di Kabupaten Kulon Progo. Hanya beberapa yang terletak di Kabupaten Sleman dan Bantul. Fenomena ini sangat menarik untuk penelitian, sebenarnya (atau mungkin sudah diteliti?). Berkaitan dengan perijinan tambang pasir mengacu pada Pasal 24 Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo nomor 6 tahun 2002. Apakah semua tambang itu sudah berijin? Apa efek jangka panjang penambangan pasir menggunakan pompa diesel? Apakah lokasi penambangan pasir itu sesuai dengan kaidah lingkungan? Perubahan apa yang terjadi di sosial masyarakat dari penambangan tradisional ke penambangan modern? Dan lain sebagainya.

 (Salah satu contoh penambangan pasir di desa saya. Foto : koleksi pribadi)

Tulisan ini tak bermaksud apa-apa selain memenuhi rasa penasaran saya menghitung jumlah pipa yang nampak disepanjang Kali Progo. Yang pasti saat ini saya sudah tak bisa bebas menikmati Kali Progo seperti dulu. Air sungainya bau bensin!

3 comments:

  1. Kualiatas pasir progo itu bukan nomor WAHID, masih ada pasir yang lebih bagus untuk bahan bangunan dan lainnya yaitu memang dari Merapi. Kalo boleh dibandingkan, pasir merapi lebih bagus buat bangunan jenis apapun.

    Saya kira, pasir progo dibilang WAHID karena Rumor dan Masyrakat Kota yang lebih suka pasir halus daripada kasar untuk bahan bangunan. padahal pasir kasar jauh lebih bagus daripada pasir halus.

    Selain itu, rumor yang salah sejak dulu. Tidak hanya orang kota yang tak mau repot-repot Mengayak Pasir, tetapi juga ada masyarakat wonosari gunungkidul yang tidak terlalu pandai masih percaya rumor yang sejak dahulu itu beredar.

    ReplyDelete
  2. efek positifnya mencegah pendangkalan di daerah aliran sunagi :)

    ReplyDelete

P O P U L A R