Tuesday, 17 November 2015

Download Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Skala 25K dan 50K di Ina Geoportal

Sejak diluncurkan pada tahun 2011, Ina Geoportal terus mengembangkan platform untuk mendukung terbukanya informasi geospasial di Indonesia. Kita tahu bersama bahwa platform ini dioperasikan oleh Badan Infomasi Geospasial (BIG) dengan alamat http://tanahair.indonesia.go.id.

Sungguh, ini merupakan kemajuan besar bagi kita. Akses informasi semakin terbuka lebar. Masih ingat jaman masih kuliah dulu, kalau mau mencari peta RBI itu susahnya minta ampun. Kalau beli yang versi cetak mungkin lebih mudah. Dan ketika mau menggunakan? Ya harus melakukan digitasi dulu. Sementara kalau mau beli yang versi digital? Duhhh, susah dan mahalnyaaaaaaaaaaaa.....

Ina Geoportal menyediakan fasilitas download peta RBI skala 25K dan 50K. Sebagai contoh seluruh Pulau Jawa sudah tercover oleh peta dengan skala 1 : 25.000. Sementara itu seperti Pulau Sumatera dan Kalimantan baru tercover peta dengan skala 1 : 50.000. 

Sebagai gambaran, berikut cara mendownloadnya:

Setelah membuka portal  http://tanahair.indonesia.go.id, pilihlan ikon Download Peta RBI


Kemudian sebagai contoh saya akan mendownload Peta RBI Penutupan Lahan dengan skala 25K

Tuesday, 3 November 2015

Kali Progo-ku, Dulu dan Kini

Bukan bermaksud apa-apa, dan bukan karena apa-apa saya menuliskan ini. Hanya karena kecintaan saya saja terhadap kali (sungai) dibelakang rumah, tempat dan saksi banyak kenangan manis sejak saya masih kecil. Dari kecil, Kali Progo merupakan "kidzone" buat saya. Maklum, jaman dulu mana kenal saya dengan mandi bola, main trampolin atau permainan ber-koin di mall. Begitu banyaknya kisah-kisah manis yang saya alami di kali progo, bahkan sampai kisah tragis. Saking bandelnya waktu kecil dulu, saya pernah dua kali hampir mati karena tenggelam dan terseret arus kali progo. 

Mungkin anak jaman sekarang, sudah jarang sekali yang mengalami gimana asiknya nyari udang dibalik batuan kali progo, atau mencari ikan dibawah pasir kali. Kalau dulu istilahnya "gogoh iwak boso". Sekarangpun sepertinya species "iwak boso" sudah gak ada lagi di kali. Dulu setelah udang didapat, dikasih garam, dimasukkan daun jati dan dibakar dengan daun jati yang kering. Kadang cukup ditimbun dibawah pasir kering yang panas. Itupun sudah mateng dan lezat dimakan. 

Tiap saya marah dengan ibu saya, pelarian saya ke kali progo. Mlayu-mlayu sambil nangis, hingga ibu sayapun kelelahan mengejarnya. Dahulu, kalau musim kemarau tiba, dan sumur-sumur pada asat, kami gak pernah galau, tinggal jalan sebentar, mandi, kramas, sabunan, sikat gigi dan nyuci di kali sambil ceciblon. Dulu teman setia saya pergi ke kali selain bapak saya adalah alm. simbah kakung saya. Dua orang itu gak bisa mandi dan BAB kalau gak ke kali. Bahkan, sampai sekarang bapak saya masih sesekali mandi di kali.

 (Berdasar data GoogleEarth, inilah kali belakang rumah saya, di beberapa tahun terakhir terlihat sekali perubahannya. Dari yang masih nampak hamparan pasir, hingga terlihat bocel-bocel akibat tambang pasir secara masif)

P O P U L A R