Sejak erupsi Merapi tahun 2010, Kali Progo mendapatkan berkah yang luarbiasa berupa pasir dengan kualitas wahid. Hulu Kali Progo memang bukanlah Merapi, melainkan Sumbing dan Sindoro yang ada di Jawa Tengah. Namun aliran lahar dari Merapi juga banyak yang bermuara di Kali Progo. Sudah sejak lama aktivitas penambangan pasir di sepanjang Kali Progo menjadi tumpuan mata pencaharian warga disekitarnya. Saya masih ingat waktu kecil, kalau mengumpulkan pasir itu ya secara manual. Dikumpulkan menggunakan senggrong hingga membukit, kemudian ditaruh kedalam bak truk secara manual pula.
Fenomena mengumpulkan pasir menggunakan senggrong sudah berganti. Sejak akhir tahun 2012 masyarakat Kali Progo seakan berlomba-lomba menambang pasir dengan peralatan yang lebih canggih yaitu menggunakan mesin diesel untuk menyedot pasir. Kalo dulu dalam bayangan saya pipa-pipa dalam pompa itu hanya mengalirkan air namun sekarang bisa mengalirkan pasir juga. Amazing! Di tempat saya pernah ada sekelompok warga yang membuat penambangan pasir secara bersama. Karena modal penambangan pasir modern ini membutuhkan modal yang tak sedikit. Untuk membeli pompa, pipa dan sebagainya. Namun pada akhirnya kelompok penambang pasir tersebut bubar juga. Seperti biasanya, usaha bersama memang jarang bisa bertahan lama. Namun usaha tambang pasir secara personal makin tumbuh disana-sini.
Beberapa minggu lalu saya cek Google Earth, ternyata hampir seluruh wilayah sepanjang Kali Progo sudah ter-cover oleh Citra Satelit beresolusi tinggi dari CNES dengan update terakhir tanggal 9 September 2013. Fenomena menarik yang saya tangkap adalah munculnya kenampakan jalur-jalur pipa di sepanjang Kali Progo. Jumlahnya puluhan!